Kau terasa tepat untukku, hangat tubuhku nyaman denganmu dan setiap bagian dari diriku sudah terlalu terbiasa dengan kehadiranmu. Aku membutuhkanmu dan bisa jadi aku menyukai dan mencintaimu. Tapi sang lidah belum akan mengakui seakan bungkam. Aku belum siap meruntuhkan bentengku dan membiarkanmu memiliki hati ini. Aku hanya seorang manusia biasa yang lemah dan rapuh.
Dengan suaraku, dengan sentuhanku, dengan aroma khas tubuhku, dengan debaran yang terdengar seperti ketukan bermelodi saat tatapan mata ini menoleh kepadamu dengan penuh perhatian. Aku mencintaimu dengan kesungguhan hatiku.
Walau matahari berubah jingga atau saat langit menjadi kelabu dan pastinya saat gerimis bergemerisik pelan dari balik jendela, sedang berusaha mengelabuhi waktu dan menolak gravitasi. Aku akan coba terus bertahan menjaga hati dan cinta ini.
Kau sudah melihat jujur dan juga munafikku..
dan merah merona ini hanya menertawakan kecurigaan serta merangkul sebelah bahu.
Inilah diriku yang dipenuhi dengan berbagai kekurangan. Kekurangan yang nantinya akan melengkapi diantara kita.
Aku menyayangimu setulus dan semurni jiwa ini.
Regards,
Agung Ramanto
